Belum Jumat, tapi saat teman2 di Bpn baca mungkin sudah Jumat :-)... atau
malah sudah Senin karena long weekend?
It is not because things are difficult that we do not dare,
it is because we do not dare that the things are difficult
- by Nietzche
Un grain de mais a toujours tort devant un poule
(a grain of corn is always wrong in front of a chicken)
- Benin proverb
salam,
-DiKu-
Wednesday, December 23, 2009
... greetings from Toulouse
Senang sekali forum ini jadi ramai lagi :-)
Salam kenal buat rekan-rekan yang baru bergabung...
sambil menyapa rekan2 lama yang sudah lama tidak ditemui,
aku ikut posting ya :-D
selamat ber-akhir minggu...
salam,
----------------------------------
aku mohon...
----------------------------------
ibu pertiwi sedang sakit
sakit parah…
kondisinya semakin memburuk karena sang kepala
hanya bisa mengeluh sakit dan ketakutan
sang mulut saja yang diperhatikannya
pikirannya terlalu sibuk mengatur tata rambut
tak peduli kata hati
tak hiraukan denyut jantung
apalagi hanya sepasang kaki
yang sebenarnya sudah ingin membuatnya jatuh
kalau tidak dicegah oleh otot dan syaraf
yang selalu tunduk pada sang kepala
ah… andai saja sang nurani bisa jadi kepala
sayangnya tak mungkin
aku mohon kesembuhan untuk kepalaku ya Tuhan
atau kalau memang menurut-Mu lebih baik
tolong ganti saja kepalaku dengan kepala lainnya
Engkau Maha Tahu bagaimana caranya mengganti kepala
tanpa perlu berdarah-darah
… kepala yang lebih pintar
yang bersahabat baik dengan sang nurani
agar ibu pertiwi bisa segera sembuh dari sakit
Toulouse, November 2009
mas arief
Salam kenal buat rekan-rekan yang baru bergabung...
sambil menyapa rekan2 lama yang sudah lama tidak ditemui,
aku ikut posting ya :-D
selamat ber-akhir minggu...
salam,
----------------------------------
aku mohon...
----------------------------------
ibu pertiwi sedang sakit
sakit parah…
kondisinya semakin memburuk karena sang kepala
hanya bisa mengeluh sakit dan ketakutan
sang mulut saja yang diperhatikannya
pikirannya terlalu sibuk mengatur tata rambut
tak peduli kata hati
tak hiraukan denyut jantung
apalagi hanya sepasang kaki
yang sebenarnya sudah ingin membuatnya jatuh
kalau tidak dicegah oleh otot dan syaraf
yang selalu tunduk pada sang kepala
ah… andai saja sang nurani bisa jadi kepala
sayangnya tak mungkin
aku mohon kesembuhan untuk kepalaku ya Tuhan
atau kalau memang menurut-Mu lebih baik
tolong ganti saja kepalaku dengan kepala lainnya
Engkau Maha Tahu bagaimana caranya mengganti kepala
tanpa perlu berdarah-darah
… kepala yang lebih pintar
yang bersahabat baik dengan sang nurani
agar ibu pertiwi bisa segera sembuh dari sakit
Toulouse, November 2009
mas arief
Monday, December 21, 2009
seasons greetings
Mohon maaf, yang harusnya naik hari Jum'at, jadi tertunda karena banyak long weekend jatuh di hari kita :-)
buat semua yang telah bergiat setahun ini semoga tidak lupa... meluangkan waktu untuk
... istirahat
... hari keluarga
... 'mengasah gergaji'
sudah musim hujan, jangan lupa sedia payung... _____________________________________
Kurcaci
oleh : Joko Pinurbo
Kata-kata adalah kurcaci yang muncul tengah malam
dan ia bukan pertapa suci yang yang kebal terhadap godaan.
Kurcaci merubung tubuhnya yang berlumuran darah
sementara pena yang dihunusnya belum mau patah.
...
buat semua yang telah bergiat setahun ini semoga tidak lupa... meluangkan waktu untuk
... istirahat
... hari keluarga
... 'mengasah gergaji'
sudah musim hujan, jangan lupa sedia payung... _____________________________________
Kurcaci
oleh : Joko Pinurbo
Kata-kata adalah kurcaci yang muncul tengah malam
dan ia bukan pertapa suci yang yang kebal terhadap godaan.
Kurcaci merubung tubuhnya yang berlumuran darah
sementara pena yang dihunusnya belum mau patah.
...
love someone...
ikutan meng"quote" deh...
my favourite poem. lupa pengarangnya siapa.. :)
-Febi Utami-
-----------------
love someone.
in God's name, love someone
for this is the bread of inner life
without which a part you will starve and die
although you feel you must be stern
make yourself at least a little corner
somewhere in the great world
where you may blossom and kind
my favourite poem. lupa pengarangnya siapa.. :)
-Febi Utami-
-----------------
love someone.
in God's name, love someone
for this is the bread of inner life
without which a part you will starve and die
although you feel you must be stern
make yourself at least a little corner
somewhere in the great world
where you may blossom and kind
the odor of...
Le putois ne sent pas l'odeur de ses aisselles
The skunk doesn't smell the odor of his armpits
a Nigerian proverb
posted by DiKu
The skunk doesn't smell the odor of his armpits
a Nigerian proverb
posted by DiKu
friends & enemies
"Keep your friends close and your enemies closer. "
from Sun-Tzu: (400 BC; Chinese general and military strategist)
quoted by I Made Agus Yasa
[Thought of the Day]
Hukum Kekekalan Energi :
Ketika kita membuat janji kepada seseorang, maka kita "meminjam" energi orang tersebut untuk sementara.
Apabila kita menepati janji kita, energi tersebut kembali kepada orang tersebut sehingga menjadi stabil kembali.
Apabila kita mengingkari janji kita, maka orang tersebut akan labil (tersakiti) karena ada sesuatu (hak) yang tidak dikembalikan
Keep your promises
If you can't, don't make any..
by Adhika
... your own
"It is better to live your own destiny than to live an imitation of somebody's else life with perfection"
from Bhagavad Gita
quoted by Eka
Friday, December 4, 2009
sedikit kata rindu...
sedikit kata untuk melepas rindu ma forum ini.. dan rindu ama yang jauh disana ;p
----------------------------------------------------------
ku berbaring.. menatap bintang bintang
berharap.. malaikat kecil pun bisa terbang
menemui cinta yang menghangatkan malam
dalam satu sentuhan.....
katakan padaku, sayang..
akan kah rindu ini selesai...?
by Agnes
----------------------------------------------------------
ku berbaring.. menatap bintang bintang
berharap.. malaikat kecil pun bisa terbang
menemui cinta yang menghangatkan malam
dalam satu sentuhan.....
katakan padaku, sayang..
akan kah rindu ini selesai...?
by Agnes
The Kids
By Putie
I wonder how Allah created these two little cute kids in my life :)
Dan ketika aku terbangun dari tidurku,
Si kecil tiba-tiba sudah ada di atas perutku sambil ngulet-ngulet manja,
Mengoceh yang tidak jelas apa,
Tapi mungkin bilang "Selamat pagi, Mama"
Kemudian si kakak terbangun,
Mungkin karena si adik terlalu berisik.
Kakak mendekatiku, lalu mencium pipiku,
Dan bilang: "Sayang Mama"
Lalu daku menjadi ibu yang paling berbahagia di seluruh dunia :)
-Love you, Kids...-
burung kecil
by : I Made Agus Yasa
sebuah ketukan kecil menyapa dari jendela
kulayangkan pandang ke arah luar
kulihat sebuah tubuh mungil terseok
sedih menyemburat keluar dari dalam sana
tapi aku hanya terpaku
memandangnya...
dia begitu dekat tapi begitu jauh
aku hanya bisa memandangnya sekarat
mati perlahan
dalam kesendirian
apakah dia bahagia?
adakah mulut-mulut kecil yang menunggunya untuk memberikan makan?
kini ia telah tiada
terbang menuju tempat tertinggi
selamat jalan sobat
meski aku tidak mengenalmu
kuharap kau bahagia
...
sebuah ketukan kecil menyapa dari jendela
kulayangkan pandang ke arah luar
kulihat sebuah tubuh mungil terseok
sedih menyemburat keluar dari dalam sana
tapi aku hanya terpaku
memandangnya...
dia begitu dekat tapi begitu jauh
aku hanya bisa memandangnya sekarat
mati perlahan
dalam kesendirian
apakah dia bahagia?
adakah mulut-mulut kecil yang menunggunya untuk memberikan makan?
kini ia telah tiada
terbang menuju tempat tertinggi
selamat jalan sobat
meski aku tidak mengenalmu
kuharap kau bahagia
...
note :
Hari ini ada seekor burung yang menabrak jendela kantor, hingga sekarang dia tidak bangun lagi... Rest in peace little bird...
Colored...
When I born, I black
When I grow up, I black
When I go in Sun, I black
When I scared, I black
When I sick, I black
And when I die, I still black
When I grow up, I black
When I go in Sun, I black
When I scared, I black
When I sick, I black
And when I die, I still black
And you white fellow
When you born, you pink
When you grow up, you white
When you go in sun, you red
When you cold, you blue
When you scared, you yellow
When you sick, you green
And when you die, you gray
And you calling me colored?
.
*This poem was nominated by UN as the best poem of 2008, written by an African Kid
posted by : Desy Santhyani
Friday, November 20, 2009
-
beberapa hari ini.....
aku merasakan sensasi yang amat sangat
senang tetapi penuh rintih
ceria tetapi pedih
semangat tetapi letih
sensasi yang sangat tak biasa
dari perjalananku selama ini
tak terpikirkan tetapi mengganggu
sepele tetapi penting
tenang tetapi bergejolak
sensasi yang membuatku lumpuh
dari semua ketegaran yang kujaga
namun entah mengapa...
tak ada asa kulakukan untuk mengubahnya
hanya kubiarkan mengalir selayaknya
tanpa tahu arah membawanya kemana
beberapa hari ini.....
aku merasakan sensasi yang amat sangat
akan tetap sama....
sampai nanti kurasa itu bagian dari kehidupan
- by putri (25 July 2008)-
aku merasakan sensasi yang amat sangat
senang tetapi penuh rintih
ceria tetapi pedih
semangat tetapi letih
sensasi yang sangat tak biasa
dari perjalananku selama ini
tak terpikirkan tetapi mengganggu
sepele tetapi penting
tenang tetapi bergejolak
sensasi yang membuatku lumpuh
dari semua ketegaran yang kujaga
namun entah mengapa...
tak ada asa kulakukan untuk mengubahnya
hanya kubiarkan mengalir selayaknya
tanpa tahu arah membawanya kemana
beberapa hari ini.....
aku merasakan sensasi yang amat sangat
akan tetap sama....
sampai nanti kurasa itu bagian dari kehidupan
- by putri (25 July 2008)-
It is the Universe...
Corrections Officer #1:
"Getting' angry, convict?"
Charlie Crews :
"Anger ruins joy, steals the goodness of my mind, forces my mouth to say terrible things. Overcoming anger brings peace of mind, leads to a mind without regrets. If I overcome anger, I will be delightful and loved by everyone."
Correctional officer #2:
"Are you makin' fun of us?"
Charlie Crews :
"It is the universe that makes fun of us all."
Happy Friday, everyone!!!
- posted by DiKu; quoted from her favorite TV Show "Life" -
"Getting' angry, convict?"
Charlie Crews :
"Anger ruins joy, steals the goodness of my mind, forces my mouth to say terrible things. Overcoming anger brings peace of mind, leads to a mind without regrets. If I overcome anger, I will be delightful and loved by everyone."
Correctional officer #2:
"Are you makin' fun of us?"
Charlie Crews :
"It is the universe that makes fun of us all."
Happy Friday, everyone!!!
- posted by DiKu; quoted from her favorite TV Show "Life" -
(11.1.2008)
I don't want to be loved like Taj Mahal; a symbol, a statue
one that others see beauty on the outside
the truth is tears flown, hatred never ends and love was not exist until death parts them apart.
I want to be loved as you loved me yesterday
one that make me trust you today
I want to be loved as you love me now
one that put smiles on my days
and I want to live as you will love me tomorrow
one that I know what I live for
- puisinya ditulis memang tgl 11 Januari, terinspirasi waktu denger lagu 11 Januari di TV... aya aya wae -
----------------------------------------
Ly, tulisan di NGI itu memang menarik, kalau pernah nonton "50 First Dates" - DrewBarrrmore ADamSandler - itu kalo di versi Perancisnya diterjemahin "Amour et Amnesie" yg menurut gw sebenarnya lebih tepat, Cinta dan Amnesia... ada kata2 berulang di film itu "just like a first kiss"
jadi ulasan Lylia, ("Jadi, siapa sebenarnya yang perlu dikasihani?") wong jatuh cinta terus tiap hari, first kiss terus tiap hari... hehehe
by Artha
AMNESIA
Saya sedang membaca National Geographic Indonesia terbitan November setahun yang lalu, ketika sebuah tulisan karya Joshua Foer memesona dunia pikiran saya dengan penggambaran tentang amnesia anterograde (tidak dapat membentuk ingatan baru) – retrograde (tidak dapat mengingat kejadian lama) yang diderita oleh seorang individu.
....
Ia tidak ingat bahwa ia memiliki masalah ingatan
Ia lupa bahwa ia selalu lupa
Setiap pikiran yang hilang tampak seperti hanya kebetulan keliru
Menjengkelkan dan tidak lebih
Ia hidup dalam kerangka waktu yang terbatas di saat ini
Pada suatu pagi yang biasa ia bangun, sarapan, dan kembali ke ranjang untuk mendengarkan radio.
Saat kembali ke ranjang, tidak selalu jelas apakah ia baru saja makan pagi atau baru saja bangun.
Seringkali ia akan makan pagi lagi dan kembali ke ranjang untuk mendengarkan radio lagi.
Bahkan pada beberapa pagi ia akan sarapan tiga kali...
Tanpa ingatan, ia telah sepenuhnya terjatuh keluar dari waktu.
Ia tak memiliki aliran kesadaran, hanya tetesan kecil air yang dengan segera menguap.
Terperangkap dalam kondisi ketidakjelasan dari masa kini yang abadi,
antara masa lalu yang tak dapat diingatnya,
dan masa depan yang tidak dapat direnungkannya,
ia menjalani kehidupan yang menetap,
sepenuhnya bebas dari kekhawatiran.
...
Lalu, secara spontan kita akan merasa kasihan padanya... merasa iba pada yang sebenarnya tidak pernah dirasakannya.
(Jadi, siapa sebenarnya yang perlu dikasihani?)
Saya takjub menyadari begitu hebatnya fenomena sel kelabu ingatan manusia, betapa sebetulnya ia dekat tapi kita tidak memahaminya.
Dan karena ketakutan saya akan lupa bahwa saya pernah memiliki pengetahuan ini, saya titipkan ingatan saya di sini...
-Lilya-
postingan lama : 25 Juli 2008
....
Ia tidak ingat bahwa ia memiliki masalah ingatan
Ia lupa bahwa ia selalu lupa
Setiap pikiran yang hilang tampak seperti hanya kebetulan keliru
Menjengkelkan dan tidak lebih
Ia hidup dalam kerangka waktu yang terbatas di saat ini
Pada suatu pagi yang biasa ia bangun, sarapan, dan kembali ke ranjang untuk mendengarkan radio.
Saat kembali ke ranjang, tidak selalu jelas apakah ia baru saja makan pagi atau baru saja bangun.
Seringkali ia akan makan pagi lagi dan kembali ke ranjang untuk mendengarkan radio lagi.
Bahkan pada beberapa pagi ia akan sarapan tiga kali...
Tanpa ingatan, ia telah sepenuhnya terjatuh keluar dari waktu.
Ia tak memiliki aliran kesadaran, hanya tetesan kecil air yang dengan segera menguap.
Terperangkap dalam kondisi ketidakjelasan dari masa kini yang abadi,
antara masa lalu yang tak dapat diingatnya,
dan masa depan yang tidak dapat direnungkannya,
ia menjalani kehidupan yang menetap,
sepenuhnya bebas dari kekhawatiran.
...
Lalu, secara spontan kita akan merasa kasihan padanya... merasa iba pada yang sebenarnya tidak pernah dirasakannya.
(Jadi, siapa sebenarnya yang perlu dikasihani?)
Saya takjub menyadari begitu hebatnya fenomena sel kelabu ingatan manusia, betapa sebetulnya ia dekat tapi kita tidak memahaminya.
Dan karena ketakutan saya akan lupa bahwa saya pernah memiliki pengetahuan ini, saya titipkan ingatan saya di sini...
-Lilya-
postingan lama : 25 Juli 2008
Friday, November 6, 2009
... menyoal jarak
ngomong2 jarak Jkt-Bdg
jadi inget dulu perjuangan harus ke stasiun ngantri tiket kereta
walopun susah dan tergolong mahal untuk kantong seorang mahasiswa tapi tetep dilakonin demi untuk cinta teman dan keluarga =)
setelah akhirnya ada cipularang.. Bandung tetap mempunyai image tersendiri di benak gw yang gak bisa dirubah hanya karena ada jalan tol
ini soundtrack waktu mahasiswa mencari cinta:
This is easy as lovers go.
So don't complicate it by hesitating.
This is wonderful as loving goes.
This is tailor made,
What's the sense in waiting?
I said, "I've got to be honest,
I've been waiting for you all of my life."
For so long I thought I was asylum bound,
But just seeing you makes me think twice.
And being with you here makes me sane.
I fear I'll go crazy if you leave my side.
"You've got wits,
You've got looks,
You've got passion,
But are you brave enough to leave with me tonight?"
Lyrics by: Chris Carraba
P.S:
Interesting Fact --> Jalan tol cipularang mepersulit hubungan sosial antar desa yang tadinya dekat (karena di belah tol), tapi mempererat hubungan Jkt-Bdg.
Dibalik kemudahan ada yang dikorbankan..
- Adhika -
jadi inget dulu perjuangan harus ke stasiun ngantri tiket kereta
walopun susah dan tergolong mahal untuk kantong seorang mahasiswa tapi tetep dilakonin demi untuk cinta teman dan keluarga =)
setelah akhirnya ada cipularang.. Bandung tetap mempunyai image tersendiri di benak gw yang gak bisa dirubah hanya karena ada jalan tol
ini soundtrack waktu mahasiswa mencari cinta:
This is easy as lovers go.
So don't complicate it by hesitating.
This is wonderful as loving goes.
This is tailor made,
What's the sense in waiting?
I said, "I've got to be honest,
I've been waiting for you all of my life."
For so long I thought I was asylum bound,
But just seeing you makes me think twice.
And being with you here makes me sane.
I fear I'll go crazy if you leave my side.
"You've got wits,
You've got looks,
You've got passion,
But are you brave enough to leave with me tonight?"
Lyrics by: Chris Carraba
P.S:
Interesting Fact --> Jalan tol cipularang mepersulit hubungan sosial antar desa yang tadinya dekat (karena di belah tol), tapi mempererat hubungan Jkt-Bdg.
Dibalik kemudahan ada yang dikorbankan..
- Adhika -
JAKARTA – BANDUNG, BANDUNG – JAKARTA ; Makna Sebuah Jarak
oleh Seno Gumira Ajidarma
Setelah jalan tol Jakarta-Bandung yang “hanya dua jam” itu selesai, sifat hubungan Jakarta-Bandung juga mengalami percepatan, sebagai akibat perpendekan yang mendekatkan jarak itu. Memang, ketika belum ada jalan tol, halnya seperti sama: setiap akhir minggu, orang Jakarta pindah ke Bandung; bedanya, sebelum terdapat jalan tol, Bandung adalah sesuatu “yang lain”, yang masih cukup berjarak baik melalui Puncak maupun Purwakarta, sehingga untuk merengkuhnya masih harus “diperjuangkan”. Tepatnya Bandung tidak bisa “begitu saja” atawa “dengan sendirinya” menjadi bagian Jakarta.
Namun setelah jalan tol membuat Jakarta-Bandung “hanya dua jam” (dalam praktik, “itu kalau tidak telaat:-) ), sifat hubungannya berubah, karena Bandung yang dapat dicapai dalam dua jam tentu sangat berbeda dengan Bandung yang baru bisa “dikuasai” setelah tiga, empat, atau bahkan lima jam. Meski “hanya dua jam” adalah bahasa iklan, tetapi pemahaman itu telah mengubah persepsi Bandung dari sesuatu “yang lain” dari Jakarta, menjadi bagian saja dari Jakarta, alias sesuatu “yang sama” – meski untuk menjadikannya lebih dari bagian Jakarta, melainkan bagian dari diri sendiri juga, memerlukan persyaratan tertentu, tepatnya terdapat harga yang harus dibayar; yakni berapapun harga untuk membuat kita berada di dalam kendaraan yang melaju ke Bandung. Bisa harga nebeng, bisa harga tiket pemberi jasa transportasi, bisa pula harga kendaraan itu sendiri. Besar atau kecil, terdapatnya harga yang harus dibayar segera membentuk hirarki sosial, meski “hanya dua jam”: ada golongan mampu ke Bandung, ada golongan tidak mampu ke Bandung.
“Hanya dua jam” membuat posisi Bandung sama saja dengan tempat manapun di Jakarta, yang prestasi kemacetannya bisa membuat kita merayap dari tempat satu ke tempat lain rata-rata dalam waktu dua-tiga jam juga. Namun seperti bisa dipastikan ada juga orang Jakarta belum pernah menginjak lobi hotel bintang lima atawa “masuk kafe”, melulu karena penghasilan memang pas hanya untuk makan nasi berlauk teri setiap hari, maka cerita tentang Bandung yang “hanya dua jam” untuk sebagian memang hanya berhenti sebagai cerita saja. Kenyataan ini menghasilkan suatu seleksi social bahwa terdapat politik identitas tertentu di antara orang-orang Jakarta, yang ingin dikenal sebagai orang-orang yang, “setiap weekend pergi ke Bandung.”
Bagi Bandung dampak ekonomisnya jelas: hotel-hotel selalu penuh, ruang publik berkembang mengikuti perpendekan karena tol ini, tetap dengan penjagaan selera dan cita rasa yang membuat orang Jakarta tetap punya alasan kuat untuk selalu ke Bandung, yakni bahwa Bandung itu tetap “yang lain”, yang layak diperjuangkan untuk sekadar didatangi. Meskipun begitu, ngomong-ngomong, tidakkah sebetulnya Bandung itu yang telah “didatangkan” ke Jakarta?. Di Bandung, ruang publik dipersiapkan bagi kedatangan para pembawa (dan pembuang) duit dari Jakarta, meski tentu saja tempat itu mesti tetap “hanya ada di Bandung”. Dengan kata lain, meski “hanya dua jam” membuat Bandung menjadi bagian dari Jakarta, konsep bahwa Bandung itu “luar kota” tetap harus dipertahankan. Bahwa Bandung itu dianggap lebih baik secara konseptual “sebetulnya jauh”, dibuktikan dengan keberadaan toko “oleh-oleh dari Bandung” tetapi yang terdapat di dalam kota Jakarta!
Kalau dipikir-pikir memang jadi absurd. Namun memang tidak bisa memainkan jarak Jakarta-Bandung ini hanya secara matematis, bahwa dengan “hanya dua jam” lantas dengan sendirinya penduduk dua kota ini bisa saling mondar-mandir seperti membalik tangan. Uang bukanlah yang terutama jadi masalahnya, karena tanpa kepentingan, kenapakah seseorang itu harus ke Bandung ? Sama saja bagi orang Jakarta yang belum pernah melihat Teluk Gong karena tiada kepentingan yang mewajibkannya datang ke sana. Dalam hal orang-orang Jakarta yang pergi ke Bandung setiap akhir minggu meski “tidak ada kepentingan”, kita dapat mencatat bahwa kepentingannya adalah “pergi ke Bandung” itu sendiri. Lebih “serius” lagi, seperti telah diungkap, berkepentingan pergi ke Bandung sebagai bagian dari politik identitasnya – dan karena itu mestilah setiap akhir minggu ke Bandung.
Untung Bandung tidak sejauh Singapore, lantas untung pula Singapore tidak sejauh Paris, dan untunglah pula Paris, New York, London, Tokyo itu tidak terletak di Bulan atau planet Mars. Kalau iya, betapa mahalnya hanya untuk bergaya (hidupnya) bukan ? Demikianlah faktor makna, kenikmatan, dan identitas sosial bermain dalam ekonomi budaya perpendekan Jakarta-Bandung. Kembalinya modal jalan tol adalah perkara ekonomi finansial yang hanya punya satu rumus untuk menghitungnya, tetapi kenapa orang sudi menjalani jarak “hanya dua jam” yang sebetulnya masih ditambah satu jam jarak Jakarta-Cipularang, plus kemacetan dalam kota sebelum masuk tol, memerlukan lebih dari satu teori, karena Jakarta-Bandung bagi setiap orang tentu terdapat pembermaknaannya sendiri. Seperti di Jakarta, di Bandung pun tidak sedikit yang “tidak pernah ke Jakarta”, karena meski hanya dua jam, Jakarta itu tidak ada bagi mereka, karena memang tidak (dan tidak perlu) ada maknanya. Salam.
Setelah jalan tol Jakarta-Bandung yang “hanya dua jam” itu selesai, sifat hubungan Jakarta-Bandung juga mengalami percepatan, sebagai akibat perpendekan yang mendekatkan jarak itu. Memang, ketika belum ada jalan tol, halnya seperti sama: setiap akhir minggu, orang Jakarta pindah ke Bandung; bedanya, sebelum terdapat jalan tol, Bandung adalah sesuatu “yang lain”, yang masih cukup berjarak baik melalui Puncak maupun Purwakarta, sehingga untuk merengkuhnya masih harus “diperjuangkan”. Tepatnya Bandung tidak bisa “begitu saja” atawa “dengan sendirinya” menjadi bagian Jakarta.
Namun setelah jalan tol membuat Jakarta-Bandung “hanya dua jam” (dalam praktik, “itu kalau tidak telaat:-) ), sifat hubungannya berubah, karena Bandung yang dapat dicapai dalam dua jam tentu sangat berbeda dengan Bandung yang baru bisa “dikuasai” setelah tiga, empat, atau bahkan lima jam. Meski “hanya dua jam” adalah bahasa iklan, tetapi pemahaman itu telah mengubah persepsi Bandung dari sesuatu “yang lain” dari Jakarta, menjadi bagian saja dari Jakarta, alias sesuatu “yang sama” – meski untuk menjadikannya lebih dari bagian Jakarta, melainkan bagian dari diri sendiri juga, memerlukan persyaratan tertentu, tepatnya terdapat harga yang harus dibayar; yakni berapapun harga untuk membuat kita berada di dalam kendaraan yang melaju ke Bandung. Bisa harga nebeng, bisa harga tiket pemberi jasa transportasi, bisa pula harga kendaraan itu sendiri. Besar atau kecil, terdapatnya harga yang harus dibayar segera membentuk hirarki sosial, meski “hanya dua jam”: ada golongan mampu ke Bandung, ada golongan tidak mampu ke Bandung.
“Hanya dua jam” membuat posisi Bandung sama saja dengan tempat manapun di Jakarta, yang prestasi kemacetannya bisa membuat kita merayap dari tempat satu ke tempat lain rata-rata dalam waktu dua-tiga jam juga. Namun seperti bisa dipastikan ada juga orang Jakarta belum pernah menginjak lobi hotel bintang lima atawa “masuk kafe”, melulu karena penghasilan memang pas hanya untuk makan nasi berlauk teri setiap hari, maka cerita tentang Bandung yang “hanya dua jam” untuk sebagian memang hanya berhenti sebagai cerita saja. Kenyataan ini menghasilkan suatu seleksi social bahwa terdapat politik identitas tertentu di antara orang-orang Jakarta, yang ingin dikenal sebagai orang-orang yang, “setiap weekend pergi ke Bandung.”
Bagi Bandung dampak ekonomisnya jelas: hotel-hotel selalu penuh, ruang publik berkembang mengikuti perpendekan karena tol ini, tetap dengan penjagaan selera dan cita rasa yang membuat orang Jakarta tetap punya alasan kuat untuk selalu ke Bandung, yakni bahwa Bandung itu tetap “yang lain”, yang layak diperjuangkan untuk sekadar didatangi. Meskipun begitu, ngomong-ngomong, tidakkah sebetulnya Bandung itu yang telah “didatangkan” ke Jakarta?. Di Bandung, ruang publik dipersiapkan bagi kedatangan para pembawa (dan pembuang) duit dari Jakarta, meski tentu saja tempat itu mesti tetap “hanya ada di Bandung”. Dengan kata lain, meski “hanya dua jam” membuat Bandung menjadi bagian dari Jakarta, konsep bahwa Bandung itu “luar kota” tetap harus dipertahankan. Bahwa Bandung itu dianggap lebih baik secara konseptual “sebetulnya jauh”, dibuktikan dengan keberadaan toko “oleh-oleh dari Bandung” tetapi yang terdapat di dalam kota Jakarta!
Kalau dipikir-pikir memang jadi absurd. Namun memang tidak bisa memainkan jarak Jakarta-Bandung ini hanya secara matematis, bahwa dengan “hanya dua jam” lantas dengan sendirinya penduduk dua kota ini bisa saling mondar-mandir seperti membalik tangan. Uang bukanlah yang terutama jadi masalahnya, karena tanpa kepentingan, kenapakah seseorang itu harus ke Bandung ? Sama saja bagi orang Jakarta yang belum pernah melihat Teluk Gong karena tiada kepentingan yang mewajibkannya datang ke sana. Dalam hal orang-orang Jakarta yang pergi ke Bandung setiap akhir minggu meski “tidak ada kepentingan”, kita dapat mencatat bahwa kepentingannya adalah “pergi ke Bandung” itu sendiri. Lebih “serius” lagi, seperti telah diungkap, berkepentingan pergi ke Bandung sebagai bagian dari politik identitasnya – dan karena itu mestilah setiap akhir minggu ke Bandung.
Untung Bandung tidak sejauh Singapore, lantas untung pula Singapore tidak sejauh Paris, dan untunglah pula Paris, New York, London, Tokyo itu tidak terletak di Bulan atau planet Mars. Kalau iya, betapa mahalnya hanya untuk bergaya (hidupnya) bukan ? Demikianlah faktor makna, kenikmatan, dan identitas sosial bermain dalam ekonomi budaya perpendekan Jakarta-Bandung. Kembalinya modal jalan tol adalah perkara ekonomi finansial yang hanya punya satu rumus untuk menghitungnya, tetapi kenapa orang sudi menjalani jarak “hanya dua jam” yang sebetulnya masih ditambah satu jam jarak Jakarta-Cipularang, plus kemacetan dalam kota sebelum masuk tol, memerlukan lebih dari satu teori, karena Jakarta-Bandung bagi setiap orang tentu terdapat pembermaknaannya sendiri. Seperti di Jakarta, di Bandung pun tidak sedikit yang “tidak pernah ke Jakarta”, karena meski hanya dua jam, Jakarta itu tidak ada bagi mereka, karena memang tidak (dan tidak perlu) ada maknanya. Salam.
Thursday, October 22, 2009
benarkah hatimu...?
oleh : mas arief
Aku belajar kepada dingin
sambil bertamasya dalam lautan maha biru
di rintik hujan yang masih sama
ketika kelabu menyambutku berarak
harum hujan dan sangit tanah basah
membelai ranting-ranting
merindu sinar terang yang membawa hijau cerah
pergi jauh ke tanah gersang
aku berguru kepada daun-daun
yang meringkuk dalam putihnya salju
seperti kelopak mata yang ingin selalu terbuka
menghangatkan bekunya hati
ingin segera melayang dalam hangatnya mimpi sore hari
benarkah hatimu selembar daun
seperti ucap sapardi padaku
bagai helai menari ditiup angin
tak kunjung hinggap dalam tetes rinduku
(akhir tahun, 2008)
..
.
Aku belajar kepada dingin
sambil bertamasya dalam lautan maha biru
di rintik hujan yang masih sama
ketika kelabu menyambutku berarak
harum hujan dan sangit tanah basah
membelai ranting-ranting
merindu sinar terang yang membawa hijau cerah
pergi jauh ke tanah gersang
aku berguru kepada daun-daun
yang meringkuk dalam putihnya salju
seperti kelopak mata yang ingin selalu terbuka
menghangatkan bekunya hati
ingin segera melayang dalam hangatnya mimpi sore hari
benarkah hatimu selembar daun
seperti ucap sapardi padaku
bagai helai menari ditiup angin
tak kunjung hinggap dalam tetes rinduku
(akhir tahun, 2008)
..
.
diri - mati - abadi
ketika sendiri
melintas pikir tentang diri, mati, dan abadi.
kala mati,
diri 'kan sendiri dan abadi.
dalam abadi,
seorang berdiri sendiri tanpa kenal mati.
siapa diri?
ia yang meniti masa sendiri, mati, dan abadi.
- Lilya -
melintas pikir tentang diri, mati, dan abadi.
kala mati,
diri 'kan sendiri dan abadi.
dalam abadi,
seorang berdiri sendiri tanpa kenal mati.
siapa diri?
ia yang meniti masa sendiri, mati, dan abadi.
- Lilya -
(sepatah dari Rendra)
mengiring terbangnya Si Burung Merak ke nirwana...
Turutlah hati jangan sekedar kata
Cermati bahwa di atas sana selalu memandang kita.
Sejauh mana kita sudah berjalan
Sedalam mana kita sudah menyelam
Hanya manusia yang sadar akan jiwa yang selalu terjaga..
Kesadaran adalah Matahari..
Kesabaran adalah Bumi...
Keberanian menjadi cakrawala
Dan Perjuangan
Adalah pelaksanaan kata-kata.
- posted by Nanang Fatah Hasyim -
Tanpa Terburu-buru
oleh H. W. Davies
diterjemahkan bebas oleh Rian Ashari
Apakah hidup ini jika, penuh khawatir,
Kita tidak punya waktu untuk diam dan memperhatikan?
Tak ada waktu untuk diam di bawah cabang pohon
Dan memperhatikan kumpulan domba dan sapi:
Tak ada waktu untuk melihat, ketika kita lewati hutan,
Dimana tupai menyembunyikan kacangnya dalam rerumputan:
Tidak ada waktu untuk melihat, pada siang yang terang,
Arus kali dipenuhi bintang, seperti langit di malam hari:
Tak ada waktu untuk menoleh pada kerlingan si Cantik,
Dan memperhatikan kaki-kakinya, bagaimana keduanya menari:
Tak ada waktu untuk menunggu sampai mulutnya dapat,
Menyempurnakan senyuman yang dimulai dari kedua matanya?
Hidup adalah miskin, jika penuh khawatir,
Kita tidak punya waktu untuk diam dan memperhatikan.
Puisi aslinya:
Leisure
by W. H. Davies
What is this life if, full of care,
We have no time to stand and stare?
No time to stand beneath the boughs
And stare as long as sheep or cows;
No time to see, when woods we pass,
Where squirrels hide their nuts in grass:
No time to see, in broad daylight,
Streams full of stars, like skies at night:
No time to turn at Beauty's glance,
And watch her feet, how they can dance:
No time to wait till her mouth can,
Enrich the smile her eyes began?
A poor life this, if full of care,
We have no time to stand and stare.
- posted by Rian Ashari -
diterjemahkan bebas oleh Rian Ashari
Apakah hidup ini jika, penuh khawatir,
Kita tidak punya waktu untuk diam dan memperhatikan?
Tak ada waktu untuk diam di bawah cabang pohon
Dan memperhatikan kumpulan domba dan sapi:
Tak ada waktu untuk melihat, ketika kita lewati hutan,
Dimana tupai menyembunyikan kacangnya dalam rerumputan:
Tidak ada waktu untuk melihat, pada siang yang terang,
Arus kali dipenuhi bintang, seperti langit di malam hari:
Tak ada waktu untuk menoleh pada kerlingan si Cantik,
Dan memperhatikan kaki-kakinya, bagaimana keduanya menari:
Tak ada waktu untuk menunggu sampai mulutnya dapat,
Menyempurnakan senyuman yang dimulai dari kedua matanya?
Hidup adalah miskin, jika penuh khawatir,
Kita tidak punya waktu untuk diam dan memperhatikan.
Puisi aslinya:
Leisure
by W. H. Davies
What is this life if, full of care,
We have no time to stand and stare?
No time to stand beneath the boughs
And stare as long as sheep or cows;
No time to see, when woods we pass,
Where squirrels hide their nuts in grass:
No time to see, in broad daylight,
Streams full of stars, like skies at night:
No time to turn at Beauty's glance,
And watch her feet, how they can dance:
No time to wait till her mouth can,
Enrich the smile her eyes began?
A poor life this, if full of care,
We have no time to stand and stare.
- posted by Rian Ashari -
Subscribe to:
Posts (Atom)