Friday, January 15, 2010

Tell me your dreams

Kira-kira begini gerutuan Ikal di awal cerita :
"lulusan sarjana Universitas Indonesia, terdampar sebagai pegawai Kantor Pos, pekerjaan yang tidak kusukai karena aku tak percaya pada Tukang Pos…"

bandingkan dengan diriku:
"lulusan sarjana universitas terkemuka di Kota Kembang, kini teronggok jadi tenaga administrasi perusahaan multinasional, sama sekali bukan pekerjaan ideal, tak ada karir… setiap akhir bulan (pura-pura) gusar menerima amplop pendapatan, tapi juga merasa cukup tinggi hati untuk selalu makan siang dari plasa ke plasa di Jakarta..."

atau dengan ini:
usia tengah 30-an, masih juga sendiri, kepayahan di sore hari setelah ‘nguli’ di perusahaan orang, menghibur diri dengan nonton bioskop, tanpa teman...

(tapi tak apa, aku malah senang bisa menikmati puas-puas gelar layar perak di depanku)

derit kayuhan sepeda Ayah Nomor Satu Sedunia
gambar-gambar berkesan hangat (sebagai pengganti kata panas) dan akrab
bau amis ikan dan gudang es Capo
hati selembut salju Si Simpai Keramat
sayat biola Nurmi di senja hari
hentak rebana dan perkusi, ilustrasi brilian dari Titi dan Aksan Sjuman
oops! poster Si Carik Merah di sini koq ternyata lebih mirip aktris V**** M****** yang jago nari salsa. Tadinya aku pikir bakal menampilkan wajah N**** A****** yang sekarang aktivis parpol & dewan (hehehehhe)
tingkah polah si pemimpin orkes melayu Pasar Ikan Belok Kiri
luluh lantaknya menara keangkuhan Zakia Nurmala didendangi Fatwa Pujangga

Ah, sungguh kisah yang indah
Biarpun seandainya tidak dimainkan Nazril Irham…
Aku tetap akan jatuh hati pada Sang Pemimpi
Sejak pertama dijumpai berdiri dengan karung kecampang menunggu dijemput di muka gubuk di tengah pedalaman Belitong

Yang ia perbuat adalah ungkapan terima kasih kepada hidup karena keyakinannya kepada keberanian bermimpi tak terpatahkan

Lalu di mana kita?
berenang di pusaran kenyamanan,
melupakan jalan meraih bintang,
enggan berjumpa penolakan dan tantangan ?
(layar perak menggelap.... dan inilah kutipan favoritku:)


"… tapi Boi, kita belum sampai Paris…"
- Arai, Sang Pemimpi

Kawan,
... mimpi belum usai

No comments:

Post a Comment