Hidup adalah sebuah persamaan matematika yang super kompleks
Hingga saat ini kita punya beribu kombinasi pilihan
bahkan hanya untuk sebuah celana jeans saja,
Straight Cut, Standard Fit, Boot Cut, Baggy, Flare Cut, Skinny, Bell
bottom, Loose Fit, Classic, Washed, Acid Washed, Blue, Black,
Blueblack, Soft, Hard, .....
Membuat kita semakin jatuh cinta pada ruang ganti pakaian,
bahkan saat celana jeans tersebut sudah sukses terbeli, bayangan di
cermin ruang ganti itu masih saja terbayang, menyelinap dalam kantong
kertas belanja berhias logo sang jeans dan hinggap di sisi cermin
rumah...
Menengok ke halaman telepon genggam
kita bisa jumpai berjuta pilihan fitur teknologi, warna, nada dering dan bentuk,
apakah bisa kita membeli sebuah telepon genggam yang sederhana hanya
untuk menelpon dan berkirim pesan pendek saja?
tentu mbak penjaga stand penjual telepon genggam yang cantik jelita
itu akan tersenyum manis sambil geleng geleng kepala,
jawabnya,"tidak ada mas, sekarang adanya telepon genggam yang bisa
dipakai untuk menelpon, berkirim pesan pendek, memotret, merekam
video, berinternet, memberi petunjuk jalan, memantik api untuk rokok,
mencukur kumis, mengeringkan rambut, memotong kuku dan..."
sebelum selesai mbak-mbak cantik itu menjelaskan kemampuan telepon
genggamnya itu aku menyela, "....dan sulit untuk digenggam"
:-D
Hidup adalah sebuah paradoks
Disaat komputer tercipta untuk membantu kita agar bisa bekerja lebih
sederhana, menghemat waktu dan menikmati hidup,
Sang waktu seakan malah makin tersita olehnya.
Dan karena komputer juga hadir di sekolah,
murid-murid tak lagi belajar bagaimana caranya mengukur kecepatan
suara, mengukur tinggi pyramid, mengukur volume bumi dan berapa jauh
jarak matahari dan bulan.
Jarang kita dengar nyanyian riang anak-anak kecil bermain petak umpet
dan gobak sodor dengan bahagianya.
gara-gara sang komputer,
anak-anak kecil tak tahu lagi ular naga panjangnya bukan kepalang...
Toulouse, 22 January '10
-mas arief
